ResensiNovel "KAMU Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya" karangan Sabda Armandio Alif Bela-belain foto buku ini saat ke pantai, demi mengenang adegan terakhir di novel. Tiga tokohnya tiba-tiba pergi ke pantai, mengingat semua yang sudah terjadi. Findbooks like Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya from the world's largest community of readers. Goodreads members who liked Kamu: Cerita yang Tida Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Penulis Dekat dan Nyaring 2019, 24 Jam Bersama Gaspar 2017, dan Kamu Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya 2015.Laporkan Pengguna0 Mengikuti 0 Pengikut Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penulis muda bernas Indonesia sudah lahir! Dia bernama Sabda Armandio Alif. Saya tidak pernah menemui karya seperti ini dalam dunia sastra Indonesia sejauh ini, minimal dalam pengalaman saya yang tak banyak. Kamu berbahasa dengan kaidah yang baik. Kamu bercerita dengan nafas yang teratur hingga halaman terakhir. Kamu memiliki tokoh yang sedikit dan penokohannya dibuat sangat kuat. Saya tak menyangka ternyata kamu bisa dibuat sebagai nama seorang tokoh, begitu juga dengan Permen, hahaha… Dalam urusan ini, saya akui si Sabda ini jenius dalam mencari solusi untuk kebingungan pemilihan tokoh. Tidak mudah loh merumuskan penokohan cerita yang sederhana –sehingga tidak membingungkan, Seno pernah berhasil dengan karakter Sukab-nya. Kamu ini imajinatif yang terukur. Kita dibawanya memasuki dunia lain dengan 3 matahari, penuh kebun bunga dan padang rumput, yang pintu masuknya adalah sumur. Ada badai kera yang keluar dari kebun raya. Ada teman sekolah yang jatuh cinta kepada ayahnya sendiri. Ada rangkaian sekolah-bolos-duduk di warung kopi-rumah sakit, dengan tokoh-tokoh tambahan yang super unik. Itu semua dijalani hanya dalam waktu 3 hari. Tidak perlu berlama-lama sehingga memunculkan kesan mengada-ada. Kamu penuh dengan informasi-informasi umum –tapi menjadi menarik karena sudut penyampaian yang berbeda. Kamu penuh dengan petuah-petuah yang sedikit banyak bisa dikatakan bijak. Meski si aku dalam Kamu ini terus menerus merendahkan hatinya, dia tak seserius itu katanya. Saya mencurigai Sabda ini sebagai orang yang penuh pengetahuan, sering merenung dan geram dengan ibukota, dengan komuter line Sudirman-Bogor, tempat dia bisa ditemui, katanya. Dia juga geram dengan apa yang ada di televisi. Karena itu Kamu ini berisi juga kritikan yang lumayan pedas. Sabda bersembunyi di balik kalimat sakti, “Menulis adalah cara meludahi muka orang lain dengan santun.” Hahahhaha… Karena itulah dia menulis, katanya. Barangkali karena itu juga kita semua harus menulis. Mari meludah secara masal dan santun. Source Lihat Fiksiana Selengkapnya Bela-belain foto buku ini saat ke pantai, demi mengenang adegan terakhir di novel. Tiga tokohnya tiba-tiba pergi ke pantai, mengingat semua yang sudah terjadi. Suka banget sama novel ini. Ceritanya seru nan ajaib; sepanjang buku bertaburan kalimat-kalimat cerdas; dan pemikiran-pemikiran dua tokoh utama si aku narator dan Kamu sangat cespleng. Dari mulai pemikiran soal sekolah dan sistem pendidikan, negara, agama, cinta, kenangan, sampai masalah kesepian. Tiap baca buku, saya selalu menandai potongan cerita, atau kalimat yang gue suka. Nah, di novel ini, gue menghabiskan nggak kurang dari 30 lembar post-it! Ini beberapanya “Aku cuma senang tertawa. Kau tahu kenapa? Mungkin aku hanya sedang berusaha mengecoh kesepian.” “Aku ingin jadi pengarang agar bisa memetakan pikiran dan perasaanku sendiri.” dan ini juga “Suatu hari aku mau jadi petani. Mencangkul sambil menyanyikan lagu-lagu AC/DC, kayaknya gagah sekali. Aku baca di koran, katanya pembangunan mal di Jakarta masuk rangking sepuluh besar di dunia, dan orang-orang bangga. Aku justru heran, sebenarnya itu kemajuan atau kemunduran, sih?” Bahkan–ini norak–ada satu bagian yang saat saya baca, saya sampai melempar bukunya ke tembok, sambil cengegesan, saking greget kagum sama cerita dan olahan-olahan kalimatnya Kalau dipikir-pikir, 70 persen novel ini berisi tumpahan pemikiran si aku yang memang hobi banget melamun si aku adalah pelamun yang lebih suka mie instan ketimbang senja. Di satu titik saya ngerasa buku ini lebih terasa sebagai panduan melamun dan merapihkan pikiran, alih-alih sebagai novel. Sampai sekarang pun, tokoh si aku dan Kamu semacam hidup di dalam kepala. Tiap kali sedang melamun, saya membayangkan saya bercerita ke mereka gitu. Waa Mau tau ceritanya? kira-kira gini Di suatu malam, si aku mengenang sahabatnya yg bernama Kamu. Saat SMA, jelang ujian nasional, mereka hatrick bolos tiga hari berturut-turut. Hari pertama, cerita ajaib dialami di alam mimpi Hari 2, si aku menemani mantan pacarnya yang hamil entah oleh siapa, ke dokter. Hari ketiga, mereka bertemu Permen. Selesai baca saya bertanya, berapa banyak buku lagi yang mesti gue baca ya biar bisa nulis cerita seasik ini

kamu cerita yang tidak perlu dipercaya